1.
Dimensi Struktur Organisasi
Ada enam elemen
yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika akan mendesain struktur
organisasi. Ke-enam elemen tersebut meliputi (Robbins, 2007) :
1. Spesialisasi
Pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam
beberapa pekerjaan tersendiri
2.
Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan
secara bersama-sama
3. Rantai komando
adalah garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi
ke unit terbawah dan menjelaskan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa.
Wewenang sendiri merupakan hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial
untuk memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintahnya tersebut
dipatuhi
4.Rentang Kendali
adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien
dan efektif
5. Sentralisasi –
Desentralisasi. Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi
6. Formalisasi
adalah sejauh mana pekerjaan pekerjaan di dalam organisasi dilakukan
Sementara
Ivancevich (2008) mengungkapkan 4 komponen sebagai pembentuk struktur
organisasi meliputi :
1. Pembagian
kerja, menyangkut kadar dari spesialisasi pekerjaan. Para manager membagi
seluruh tugas organisasi menjadi pekerjaan-pekerjaan khusus yang tersusun dari
aktivitas-aktivitas khusus. Contoh : Seorang Account Representative pada Kantor
Pajak yang memiliki pekerjaan khusus seperti pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan, melaksanakan bimbingan dan melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak
(WP).Pendelegasian Kewenangan. Proses pembagian kewenangan dari atas ke bawah
dalam organisasi.
2. Pendelegasian
kewenangan (delegation of authority) mengacu secara khusus pada kewenangan
pengambilan keputusan, bukan melakukan pekerjaan. Pendelegasian kewenangan
memiliki efek positif pada pengembangan manager professional, dan membawa iklim
persaingan dalam organisasi
3. Pembagian
Departemen. Cara organisasi dibagi secara structural. Pembagian departemen ini
dapat dikelompokkan menjadi pembagian departemen berdasarkan fungsinya
(functional departementalization), berdasarkan wilayah (geographic
departementalization), berdasarkan produk (product departementalization),
berdasarkan pelanggan (customer departementalization).
4. Rentang Kendali
adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan. rentang ini merupakan satu
faktor yang mempengaruhi bentuk dan tinggi suatu struktur organisasi.
2. Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan.
Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa-numeral
9. Proyek atau matriks
Departementalisasi
fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan
sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini
barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar
departementalisasi.
Kebaikan utama
pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan
kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi,
memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak
lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Pendekatan
fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan
konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas
yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota
berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
Departementalisasi Divisional :Organisasi
Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah
(geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi
divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu
produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logika
yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan
metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam
organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi
daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan
menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi
menjalankan usahanya.
3.
Model-Model Desain Organisasi
Pada penerapannya,
model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi
Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
1. Desain Organisasi Mekanistik.
Proses
kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
Proses motivasi
hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan
sanksi.
Proses komunikasi
berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung
terganggu tidak akurat.
Proses interaksi
bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan
metode departemental.
Proses pengambilan
keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun
tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi
kelompok.
Proses kendali
dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Orgranisasi Orgranik.
Proses
kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan
dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses motivasi
berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi
berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi
yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi
bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi
tujuan dan metode partemental.
Proses pengambilan
keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses penyusunan
tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang
tinggi dan realistis.
Proses kendali
menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian
diri.
Desain organisasi
yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik
melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau
desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
4.
Implikasi Manajerial Desain Dan Struktur Organisasi
Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu
organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap
orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan
menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan
mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.
Sumber:
Robbins,
Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat. Hal. 214-224
Ivancevich,
dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga
http://ardiansyah0926.blogspot.co.id/2015/05/teori-organisasi-umum-2-tugas-kelompok.html
Sahabatpoker
BalasHapusInformasi Kesehatan
Informasi dan berita game terupdate