1.
Pengertian Perubahan
Dan Pengembangan Organisasi
·
Pengertian
Perubahan Organisasi
Pengertian
Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan,yang
selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh
anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang
selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
Pengertian
Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatan sistematik, terpadu dan
terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan
masalah-masalah (seperti kutrangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang
berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi
efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
·
Pengertian
Pengembangan Organisasi
Pengembangan
Organisasi (PO) merupakan cara pendekatan terhadap perubahan yang berjangka panjang dan lebih luas ruang
lingkupnya dengan tujuan untuk menggerakkan seluruh organisasi ke arah tingkat
fungsional yang lebih tinggi.
Makna
pengembangan oraganisasi menurut beberapa ahli : (Indrawijaya, 1989:203)
a)
Robbins
pengembangan
organisasi adalah sebuah metode yang bertujuan mengubah sikap, nilai dan
keyakinan dari karyawan sehingga karyawan itu sendiri dapat mengidentifikasi
dan mengimplementasikan perubahan teknis seperti reorganisasi, fasilitas yang
dirancang ulang dan hal-hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan organisasi
mereka.
b)
Christine S. Becker
Mendefinisikan pengembangan organisasi adalah suatu
proses dari perubahan berencana terhadap orang - orang yang ada yang ada dalam
organisasi secara keseluruhan. Pusat perhatiannya adalah perubahan organisasi
dengan meneliti orang - orang yang ada dalam organisasi tersebut, mengenai
bagaimana mereka bekerja sama sebagai
suatu kesatuan, bagaimana berfungsi dalam unit merek masing-masing, dan apa
yang perlu diubah sehingga mereka dapat bekerja secara efektif.
2.
Langkah –
Langkah Perubahan Organisasi
Dikaitkan dengan
konsep ‘globalisasi”, maka Michael Hammer dan James Champy menuliskan bahwa
ekonomi global berdampak terhadap 3 C, yaitu customer, competition, dan change.
Pelanggan menjadi penentu, pesaing makin banyak, dan perubahan menjadi konstan.
Tidak banyak
orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan.
Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu
manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah
pada titik positif. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi.
Perubahan dapat
terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi
tersebut., yaitu, Kondisi Ketenagakerjaan, Economic Shocks, Kecenderungan
sosial, Tekhnologi, Kompetisi dan Kondisi Politik.
·
Masalah Dalam
Perubahan
Banyak masalah
yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering
dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat
populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change).
Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya
penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Penolakan atas
perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan
bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes,
mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat
(implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang,
motivasi kerja menurun dan lain sebagainya.
·
Sumber
Penolakan Atas Perubahan
Untuk keperluan
analitis, dapat dikategorikan sumber penolakan atas perubahan, menurut Stephen
P. Robbins, yaitu penolakan yang dilakukan oleh individual dan yang dilakukan
oleh kelompok atau organisasional.
Resistensi
Individual, Karena persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka
individu punya potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan :
1)
KEBIASAAN, merupakan pola tingkah laku yang kita
tampilkan secara berulang-ulang sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu, karena
kita merasa nyaman, menyenangkan. Begitu terus kita lakukan sehingga terbentuk
satu pola kehidupan sehari-hari. Jika perubahan berpengaruh besar terhadap pola
kehidupan tadi maka muncul mekanisme diri.
2)
RASA AMAN, kondisi sekarang sudah memberikan
rasa aman, dan karyawan memiliki kebutuhan akan rasa aman relatif tinggi, maka
potensi menolak perubahan pun besar. Mengubah cara kerja padat karya ke padat
modal memunculkan rasa tidak aman bagi para pegawai.
3)
FAKTOR EKONOMI, Faktor lain sebagai sumber
penolakan atas perubahan adalah soal menurun-nya pendapatan.TAKUT AKAN SESUATU
YANG TIDAK DIKETAHUI Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi hasilnya.
Oleh karena itu muncul ketidak pastian dan keragu-raguan. Kalau kondisi sekarang
sudah pasti dan kondisi nanti setelah perubahan belum pasti, maka orang akan
cenderung memilih kondisi sekarang dan menolak perubahan.
4)
PERSEPSI, cara pandang individu terhadap dunia
sekitarnya. Cara pandang ini mempengaruhi sikap. Dimana karyawan merasa program
perusahaan adalah bentuk kesewenang-wenangan, sehingga menimbulkan sikap
negatif.
·
Tahapan
Manajemen Perubahan
Suatu perubahan
terjadi melalui tahap-tahapan. Pertama-tama adanya dorongan dari dalam
(dorongan internal), kemudian ada dorongan dari luar (dorongan eksternal).
Untuk manajemen
perubahan adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen perubahan ada empat,
yaitu:
Tahap 1, tahap
identifikasi perubahan, diharapkan seseorang dapat mengenal perubahan apa yang
akan dilakukan /terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok dapat mengenal
kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan.
Tahap 2, tahap
perencanaan perubahan. Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik
situasional tehnik, pemilihan strategi umum, dan pemilihan. Dalam proses ini
perlu dipertimbangkan adanya factor pendukung sehingga perubahan dapat terjadi
dengan baik.,
Tahap 3, tahap implementasi perubahan dimana terjadi proses pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan timbul masalah.
Tahap 4, tahap
evaluasi dan umpan balik. Untuk melakukan evaluasi diperlukan data, oleh karena
itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan evaluasi data tersebut.
Dimana Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap 1 sehingga memberi
dampak pada perubahan yang diinginkan berikutnya.
·
Taktik
Mengatasi Penolakan Atas Perubahan
Dalam hal ini
Manajemen menggunakan beberapa taktik guna mengatasi penolakan atas program
perusahaan, berdasarkan pendapat dari Coch dan French Jr. mengusulkan ada
beberapa taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi perubahan, yaitu :
1)
Pendidikan dan Komunikasi. Bahwa Manajemen
memberikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat,
dari diadakannya perubahan kepada semua karyawan.
2)
Partisipasi. Manajemen mengajak serta semua
pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator
dan motivator.
3)
Memberikan kemudahan dan dukungan. Manajemen
memberikan suatu bentuk konseling kepada karyawan yang mengalami ketakutan atas
terjadinya perubahan
4)
Negosiasi. Manajemen memberikan alternatif
solusi kepada karyawan.
5)
Paksaan. Manajemen menggunakan Taktik terakhir
adalah paksaan.
3.
Perencanaan
Strategi Pengembangan Organisasi
Perencanaan
strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan ke mana suatu organisasi/perusahaan akan diarahkan, dan
bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu
tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Hasil dari
proses perencanaan strategi berupa dokumen yang dinamakanstrategic plan yang
berisi informasi tentang program-program beberapa tahunyang akan datang.
Manajer
memerlukan jenis perencanaan khusus yang disebut perencanaan strategis.
Perencanaan strategis ini akan digunakan untuk menentukan misi utama organisasi
dan membagi-bagi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya.
Ada 2 (dua) alasan yang menunjukkan
pentingnya Perencanaan Strategis :
1)
memberikan kerangka dasar dalam mana semua
bentuk-bentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil.
2)
akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk
perencaaan lainnya.
Dengan adanya
perencanaan strategis ini maka konsepsi perusahaan menjadi jelas sehingga akan
memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan dapat
mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif.
Tiap penerapan
perlu merancang variasinya sendiri sesuai kebutuhan,situasi dan kondisi
setempat. Meskipun demikian, secara umum proses perencanaan strategis memuat
unsur-unsur:
1)
perumusan visi dan misi,
2)
pengkajian lingkungan eksternal,
3)
pengkajian lingkungan internal,
4)
perumusan isu-isu strategis,
5)
penyusunan strategi pengembangan (yang dapat
ditambah dengan tujuan dan sasaran).
4.
Implikasi Manajerial
Sebab yang
terjadi karena adanya perubahan dan pengembangan organisasi adalah sebuah
organisasi tersebut akan mengalami peningkatan baik dalam kinerja maupun hal
lainnya, organisasi tersebut juga tidak akan diam/stuck di dalam suatu posisi
melainkan terus berkembang semakin hari.
Sumber:
Indrawijaya, Adam. 1989.Perubahan dan Pengembangan
Organisasi. Bandung : Sinar Baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar